Pages

Sunday, 30 December 2012

Nice Tryp



Selasa, 25 Desember 2012 merupakan Hari Natal. Orang-orang Kristen pergi ke gereja. Sementara itu, anchovish dan teman-temannya pun pergi ke suatu tempat.

Tekan tombol ‘I/II’ untuk mengganti bahasa  *biiip*

Jadi gini, pas selasa kemarin anchovish dan dua orang teman mbolang ke Cobanrais. Bisa cari di eyang google apa itu Cobanrais. Salah satu teman merupakan  sahabat anchovish yang ngidam pohon pinus dan satunya lagi teman les dari sekolah lain yang jadi guide dalam acara mbolang kita. Tidak familiar dengan kata mbolang? Mbolang merupakan sebuah kata yang pertama kali anchovish dengar dari kakak anchovish berartikan berpetualang. Itu pemahaman anchovish pas dengerin dia ngomong sih, gak tau juga apa makna aslinya.

Entah mengapa sahabat anchovish ini, namanya Sayyid, kenal aja orang yang anchovish sebelumnya kenal. Mulai dari gebetan dan teman curhat, adik kelas di taekwondo, hingga teman les yaitu Al. Mungkin dia memasang slogan ‘kamu kenal aku harus lebih kenal’. Ni anak emang tipe pencemburu. Hal yang paling merinding adalah ketika anak cowok memanggil dia ‘Hey, Say!’. Padahal anchovish tau itu maksudnya sayyid, cuma rasanya ngeri -___- Gimana kalau tu cowok naksir tapi gak kesampean dan melampiaskannya dengan memanggil ‘Say’ ??!! Kasihan.

Al adalah teman les anchovish. Pertama kali denger namanya udah kepikiran, jangan-jangan dia anaknya Ahmad Dhani yang terbuang?? 

Berawal dari obrolan Al yang  ingin mengabulkan permintaan Sayyid bertemu pohon pinus di twitter. Obrolonnya yang di twitter ya, bukan nyari pohon pinus di twitter. Kalau nyari pohon pinus di twitter, pamor eyang google bisa kalah. Namun, Al mengajukan syarat bahwa kalau ke Cobanrais membutuhkan bodyguard setidaknya laki-laki. Ketika anchovish mengajukan, usul pun diterima. Walau anchovish tau, sebenarnya Al mengharap yang lain. Hmmm... ada kuro di balik batu.

Pas sampai anchovish melihat ada pos bertuliskan ‘loket’, namun kita malah langsung ngacir menuju air terjun. Al baru sadar beberapa jam kemudian pas di air terjun kalau kita belum bayar. Ngok, anchovish kira nggak bayar, namun keinginan anchovish terkabulkan. Pas mau pulang pun sepertinya gak ada yang ingat urusan bayar membayar. Jadi ini semacam kunjungan hiburan tanpa biaya.

Yang anchovish herankan di Cobanrais adalah para pengunjungnya. Tiap papasan sama orang ditanyain, “Dari mana mbak?” salah satu dari kita pun jawab, “Dari Malang”. Yang menurut anchovish aneh adalah pas Al ditanyain, “Mau ke mana mbak?”. Anchovish udah mau jawab ‘mau ke Bali tapi nggak tahu habis ini lewat mana’ sambil masang muka you don’t say, namun Al menjawab dengan muka bengong, “Ke air terjun”.
 
Ini nih yang anchovish maksud  muka you don’t say



Di perjalanan menuju air terjun kita menemukan capung biru, spesies langka jangan-jangan. Berhubung hape Al dan Sayyid lebih moderat ketimbang hape anchovish. Anchovish pun menyorak-nyoraki mereka yang mau jempret kaya orang nonton bola berekspresikan tante-tante girang.  Anehnya, si capung selalu menghindari jepretan Sayyid. Mungkin dia terlalu silau, terang, dan kinclong kaya senter sehingga si capung pun enggan.








Sekitar satu setengah jam kemudian kita akhirnya sampai di air terjun. Ini air terjunnya, ternyata kecil. Jadi ga bahaya kalau deket-deket. Sampe berjuta-juta kali anchovish nyemplungin sandal yang kotor ke aliran airnya. Nasib hampir tidak beruntung menimpa Sayyid, sandal jepitnya pas diceburin hampir mau hanyut terbawa arus. Dalam urusan sandal-menyandal dia yang paling emang sial sepanjang perjalanan. Berjuta-juta kali sandalnya nyangkut di lumpur. Anchovish pun merespon dengan tawa kemenangan. Memakai sandal model cowok buat jalan-jalan ternyata lebih aman.





Setelah satu jam kemudian, anchovish mengusulkan sebaiknya duduk di tempat duduk yang udah disediain di sekitar air terjun. Walah, Al dan Sayyid ngira mbalek pulang -____- ya emang sih udah penuh di sana. Formasi kereta pun bertukar, Sayyid di depan dan Al di belakangnya, dan anchovish tetap terbelakang. Jalannya sekarang menurun. Emang nggak ngabisin energi, tapi rasanya perih. Udah berapa kali pula kepergok ketinggalan jauh dari mereka. Jalan menurun lebih susah ketimbang jalan mendaki. Resiko kepleset lebih tinggi dan rasanya kaya mau loncat dari lantai 6! Ya bagi anchovish sih.

Al dan Sayyid mengira anchovish capek dan kita pun beristirahat di suatu enggok-enggokan bersemen. Kita pun mencuci kaki di aliran air yang ada dan meminum airnya. Terserah kalau kalian mikir anchovish minum air cucian kaki -.- tapi emang airnya bersih ya udah minum aja. Jadi keperihan selama perjalanan diakibatkan sandal yang basah dan kaki anchovish saat itu merah-merah dah. Sebenarnya kita emang ada di tengah jalan rute air terjun, tapi karena sepi sekali ya udah anchovish tidur-tiduran di sana sembari tidur.





Ada bledek samar-samar kedengaran. Itu pertanda panggilan mama pulang. Bener, ibunya Al menyuruh segera pulang. Kita pun jalan lagi sebelum hujan, namun kita udah keduluan hujan. Ternyata berkat hujan kita mala bisa memperoleh pemandangan alam yang keren. Serasa di atas awan. Pas pulang pun anchovish liat jalan yang kita lewati ada asap-asapnya gitu, tapi untung gak terlalu tebal juga. 





Foto yang paling anchovish suka adalah ini. 



Al kelihatan keren saat mulung ^^d

No comments:

Post a Comment