Selasa, 25
Desember 2012 merupakan Hari Natal. Orang-orang Kristen pergi ke gereja.
Sementara itu, anchovish dan teman-temannya pun pergi ke suatu tempat.
Tekan tombol ‘I/II’ untuk mengganti bahasa *biiip*
Jadi gini,
pas selasa kemarin anchovish dan dua orang teman mbolang ke Cobanrais. Bisa
cari di eyang google apa itu Cobanrais. Salah satu teman merupakan sahabat anchovish yang ngidam pohon pinus dan
satunya lagi teman les dari sekolah lain yang jadi guide dalam acara mbolang
kita. Tidak familiar dengan kata mbolang? Mbolang merupakan sebuah kata yang
pertama kali anchovish dengar dari kakak anchovish berartikan berpetualang. Itu
pemahaman anchovish pas dengerin dia ngomong sih, gak tau juga apa makna aslinya.
Entah
mengapa sahabat anchovish ini, namanya Sayyid, kenal aja orang yang anchovish sebelumnya kenal. Mulai dari gebetan dan teman curhat, adik kelas di
taekwondo, hingga teman les yaitu Al. Mungkin dia memasang slogan ‘kamu kenal
aku harus lebih kenal’. Ni anak emang tipe pencemburu. Hal yang paling
merinding adalah ketika anak cowok memanggil dia ‘Hey, Say!’. Padahal anchovish
tau itu maksudnya sayyid, cuma rasanya ngeri -___- Gimana kalau tu cowok naksir
tapi gak kesampean dan melampiaskannya dengan memanggil ‘Say’ ??!! Kasihan.
Al adalah
teman les anchovish. Pertama kali denger namanya udah
kepikiran, jangan-jangan dia anaknya Ahmad Dhani yang terbuang??
Berawal dari obrolan Al yang ingin mengabulkan permintaan Sayyid bertemu
pohon pinus di twitter. Obrolonnya yang di twitter ya, bukan nyari pohon pinus
di twitter. Kalau nyari pohon pinus di twitter, pamor eyang google bisa kalah. Namun,
Al mengajukan syarat bahwa kalau ke Cobanrais membutuhkan bodyguard setidaknya
laki-laki. Ketika anchovish mengajukan, usul pun diterima. Walau anchovish tau,
sebenarnya Al mengharap yang lain. Hmmm... ada kuro di balik batu.
Pas sampai anchovish melihat ada pos
bertuliskan ‘loket’, namun kita malah langsung ngacir menuju air terjun. Al
baru sadar beberapa jam kemudian pas di air terjun kalau kita belum bayar.
Ngok, anchovish kira nggak bayar, namun keinginan anchovish terkabulkan. Pas
mau pulang pun sepertinya gak ada yang ingat urusan bayar membayar. Jadi ini
semacam kunjungan hiburan tanpa biaya.
Yang anchovish herankan di Cobanrais
adalah para pengunjungnya. Tiap papasan sama orang ditanyain, “Dari mana mbak?”
salah satu dari kita pun jawab, “Dari Malang”. Yang menurut anchovish aneh
adalah pas Al ditanyain, “Mau ke mana mbak?”. Anchovish udah mau jawab ‘mau ke
Bali tapi nggak tahu habis ini lewat mana’ sambil masang muka you don’t say, namun Al menjawab dengan
muka bengong, “Ke air terjun”.
Ini nih yang anchovish maksud muka you
don’t say
Di
perjalanan menuju air terjun kita menemukan capung biru, spesies langka
jangan-jangan. Berhubung hape Al dan Sayyid lebih moderat ketimbang hape
anchovish. Anchovish pun menyorak-nyoraki mereka yang mau jempret kaya orang
nonton bola berekspresikan tante-tante girang.
Anehnya, si capung selalu menghindari jepretan Sayyid. Mungkin dia
terlalu silau, terang, dan kinclong kaya senter sehingga si capung pun enggan.
Sekitar satu setengah jam kemudian kita
akhirnya sampai di air terjun. Ini air terjunnya, ternyata kecil. Jadi
ga bahaya kalau deket-deket. Sampe
berjuta-juta kali anchovish nyemplungin sandal yang kotor ke aliran airnya.
Nasib hampir tidak beruntung menimpa Sayyid, sandal jepitnya pas diceburin
hampir mau hanyut terbawa arus. Dalam urusan sandal-menyandal dia yang paling
emang sial sepanjang perjalanan. Berjuta-juta kali sandalnya nyangkut di
lumpur. Anchovish pun merespon dengan tawa kemenangan. Memakai sandal model
cowok buat jalan-jalan ternyata lebih aman.
Setelah satu jam kemudian, anchovish
mengusulkan sebaiknya duduk di tempat duduk yang udah disediain di sekitar air
terjun. Walah, Al dan Sayyid ngira mbalek pulang -____- ya emang sih udah penuh
di sana. Formasi kereta pun bertukar, Sayyid di depan dan Al di belakangnya,
dan anchovish tetap terbelakang. Jalannya sekarang menurun. Emang nggak ngabisin
energi, tapi rasanya perih. Udah berapa kali pula kepergok ketinggalan jauh
dari mereka. Jalan menurun lebih susah ketimbang jalan mendaki. Resiko kepleset
lebih tinggi dan rasanya kaya mau loncat dari lantai 6! Ya bagi anchovish sih.
Al dan Sayyid mengira anchovish capek dan
kita pun beristirahat di suatu enggok-enggokan bersemen. Kita pun mencuci kaki
di aliran air yang ada dan meminum airnya. Terserah kalau kalian mikir
anchovish minum air cucian kaki -.- tapi emang airnya bersih ya udah minum aja.
Jadi keperihan selama perjalanan diakibatkan sandal yang basah dan kaki
anchovish saat itu merah-merah dah. Sebenarnya kita emang ada di tengah jalan
rute air terjun, tapi karena sepi sekali ya udah anchovish tidur-tiduran di
sana sembari tidur.
Ada bledek samar-samar kedengaran. Itu
pertanda panggilan mama pulang. Bener, ibunya Al menyuruh segera pulang. Kita
pun jalan lagi sebelum hujan, namun kita udah keduluan hujan. Ternyata berkat
hujan kita mala bisa memperoleh pemandangan alam yang keren. Serasa di atas
awan. Pas pulang pun anchovish liat jalan yang kita lewati ada asap-asapnya
gitu, tapi untung gak terlalu tebal juga.
Foto yang paling anchovish suka adalah
ini.
Al kelihatan keren saat mulung ^^d
No comments:
Post a Comment